Inilah kisah sebuah negeri tempatku menulis saat ini,
hujan yang turun setiap waktu membuat negara lain iri dengan negeriku
panas sinar matahari yang setiap hari menyirami kulit setiap makhluk, membuat negara lain menginginkan negeriku
udara dan kekayaan alam yang melimpah, negeriku ini disebut "zamrud khatulistiwa"
melihat sejarah tidak ada alasan untuk tidak membanggakan negeriku
mengusir musuh yang datang dengan sebilah bambu bisa kami lakukan
kepala kami selalu tegak berdiri dengan sombong cermin sebuah harga diri bangsa
menantang dan berani mengancam negara lain sekalipun itu "adikuasa"
sudah biasa kami lakukan
negeriku hebat, negeriku kuat, negeriku sayang... itu dalam sejarah
kehebatannya telah menjadi arsip, mungkin telah kusam
karena generasinya kini sibuk menjual kekayaan negeriku
halaman demi halaman kehebatan negeriku mungkin sudah tertutup debu
manusia di negeriku sendiri yang menghancurkan dan merusaknya
kekayaan alam yang melimpah diberikan kepada orang lain
orang-orangku membeli kembali hasil buminya dari orang lain, sangat "konyol"
sajak emosional telah banyak lahir dari kepala yang peduli dengan negerinya
namun, tetap manusia yang memimpin telah membunuh kami
memasukkan kami dalam penjara
kami terbelenggu dalam ratapan nasib yang tak menentu
yang tak bisa kami soroti dengan cahaya hati esok hari
belati yang diasah dengan kebencian juga semangat refolusi
memuntahkan emosinya tahun 98, apa yang terjadi?
orang-orang yang dahulu membela "kebenaran" demi perubahan
kini telah berbalik arah menyerang kebenaran yang dulu mereka bela
kapankah mereka akan hangus sebelum negeriku rapuh, mungkin kini sudah rapuh?
sudah?!
dhebot*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar