.

hate me, im perfect

Senin, 27 Januari 2014

BUBUR KAYU - NAVICULA

bubur kayu oh hutanku

kau ditebang untuk jadi bubur kayu


tebang lagi, jual lagi


tak kan henti hingga semua hutan jadi


bubur kayu enak



bubur kayu, banjir bubur


banjir bubur kini jadi banjir lumpur

tebang lagi, jual lagi

tak kan henti hingga semua hutan jadi

bubur kayu enak


bubur kayu


bubur kayu, sarapanmu


habis makan tidak lupa cuci tangan

hutan mati, tanam lagi

tapi pohon sawit bukan pohon asli

minyak sawit enak

 
penjaga hutan, tak berdaya

karena si pencuri adalah penguasa

tebang lagi, jual lagi

tak kan henti hingga semua hutan jadi

bubur kayu enak


bubur kayu

hutan bikin emas bersinar

tebang terus, terus terang

hutan akan ditebang terus

LOVE BOMB - NAVICULA

we'll change the world
we'll start today
we'll build a love bomb, to blow the end away

we'll change the world
we'll start today
we'll take the fast lane
together all the way

we'll build a love bomb
to blow the end away
i'll to care and to always be there

love to live and live to love

i'll burn inside you
with bombs of love
the world is burning
with bombs of love
love to live and live to love

REFUSE TO FORGET (menolak lupa) - NAVICULA

i can see your bloody past
reflected on poison glass
you tried to hide this in the sky
but we learned how to fly

history is all the same
seeds of change leced with pain
even if i lost my voice
i still have a choice
i refuse to forget

hide the truth with buried bones
all that's left are broken homes
vultures eat his frozen flesh
his soul will never rest

stealing, killing, spreading lies
one man dies millions rise
you can't tell us where to go
or what not to know
I REFUSE TO FORGET

dedication to (alm) MUNIR sang aktivis dan pejuang HAM

DAYS OF WAR, NIGHT OF LOVE - NAVICULA


the year keeps up late

morning coffee in a rush

strange places, strager faces

long race, i can't see the finish line


it's so good to be home

to wake up next to you again

walk barefooot on the soil

that raised me

feed my soul, again


tomorroow comes, another fight

but today i'm sleeping in

and tell you bout my time away

what i lost and what i've gained

eating out, our favorite spot

familiar it's been so long

forget about my days of war

to nights our night of love


i'm drained, but i can't stop yet

each turn, every slope is somethin new

this hill, higher than i thought

but my lord, babe you won't believe the view
 


Jumat, 17 Januari 2014

MXPX ALL STAR LIVE IN BALI 2012





WE ARE CRICKET KLUNGKUNG #CRICKET






 
Prestasi : 
Medali Perak (putra) Pada Pekan Olahraga Provinsi Bali tahun 2009 di Kabupaten Badung
Medali Emas (putri) Pada Pekan Olahraga Provinsi Bali tahun2013 di Kota Denpasar
Medali Perak (putra) Pada Pekan Olahraga Provinsi Bali tahun2013 di Kota Denpasar
Medali Perunggu (Putra) Pada Pekan Olahraga Provinsi Bali tahun2013 di Kota Denpasar


Antara Tajen dan Tabuh Rah

Tabuh rah dan tajen sama-sama merupakan sabungan ayam yang berada dalam masyarakat di Bali. Pada tahap pelaksanaannya tabuh rah dan tajen merupakan dua hal yang sulit untuk dibedakan. Sehingga masyarakat di Bali sampai saat ini masih kalang kabut akan pemaham terhadap kedua istilah tersebut dan cenderung dipandang sebagai hal yang sama. Dalam konsep yang mendasar tabuh rah merupakan bentuk rangkaian dari upacara keagamaan sedangkan tajen sepenuhnya bermotif judi yang lebih lanjut dilarang dalam ajaran agama hindu. Didalam Atha Nawano’dhyayah (Buku kesembilan) Pustaka Suci Manusmrti atau Manawa Dharmaçastra Judi ini disebutkan dengan istilah “DYUTA”, yaitu dalam beberapa sloka sebagai berikut:

  • Sloka 221: “Dyutam samahwayam caiwa, raja ratranni warayet, rajanta karana wetau, dwau dosau pritiwiksitam” yang artinya: perjudian dan bertaruh supaya benar-benar dikeluarkan dari wilayah pemerintahannya, kedua hal itu menyebabkan kehancuran kerajaan putera mahkota. 
  • Sloka 222: “Prakacam etattaskaryam, yad dewanasama hwayau, tayornityam pratighate, nripatir yatna wanbhawet” yang artinya: perjudian dan pertaruhan menimbulkan pencurian, karena itu raja harus menekan keduanya itu. 
  • Sloka 223: “Apranibhiryat kriyate, talloke dyutamusyate, pranibih kriyate yastu, na wijneyah samah wayah” yang artinya: kalau barang-barang tak berjiwa yang dipakai pertaruhan sebagai uang, hal itu disebut perjudian, sedangkan kalau yang dipakai adalah benda-benda berjiwa untuk dipakai pertaruhan, hal itu disebut pertaruhan. 
  • Sloka 227: “Dyutam etat pura kalpe, drestam wairakaram mahat, tasmad dyutam na seweta, hasyarthamapi bhuddhiman” yang artinya: didalam jaman itu keburukan judi telah tampak dan menyebabkan timbulnya permusuhan, karena itu orang yang baik harus menjauhi kebiasaan-kebiasaan ini, walaupun untuk kesenangan

Apabila mengacu pada kitab suci agama hindu, larangan judi juga terdapat dalam Weda, adapun diantaranya sebagai berikut:
 
  • Rgweda X.34.13: “Aksair ma divyah simit krsasva, vitte ramasva bahu manyamanah, tatra gavah kitava tatra jaya, tan me vicaste savitayamaryah” yang artinya: wahai para penjudi, janganlah bermain judi, bajaklah tanah itu, selalu puas dengan penghasilan sendiri, pikirkan bahwa itu cukup. Pertanian menyediakan sapi-sapi betina dan dengan itu istrimu tetap bahagia. desa Savita dewata alam semesta telah menasehatimu untuk berbuat begitu.
  •  Rgweda.X.34.10: “Jaya tapyate kitavasya hina, mata putrasya caratah kva svit, mava bibhyad dhanam icchamanah, anyesam astam upa naktam eti” yang artinya: Istri seorang penjudi yang mengembara mengalami penderitaan yang mendalam dalam kemelaratan dan ibu seorang putra yang berjudi itu tetap dirundung derita, dia yang dalam lilitan utang dan kekurangan uang, memasuki rumah orang-orang lainnya dengan diam-diam dimalam hari.
  • Rgweda X.34.3: “Dvesti sva rur apa jaya runaddhi, na nathito vindate marditaram, asvasyeva jarato vasnvasya, naham vindami katavasya bhogam” yang artinya: Ibu mertua membenci, istrinya menghindari dia, sementara pada waktu mengemis dia tidak menemukan seorangpun yang merasa belas kasihan. Istri penjudi itu berkata sebagai seekor kuda yang berharga tetapi tidak bermanfaat, dengan cara sama kami tidak menikmati apapun sebagai istri seorang penjudi.

Suatu pandangan muncul bahwa tajen merupakan pergeseran dari konsep tabuh rah, akan tetapi menelaah lebih dalam sabungan ayam yang bermotif judi atau sama seperti tajen tidak hanya ada di Bali melainkan di daerah-daerah lain seperti di Madura, Jawa, Sulawesi, Pillipina dan Thailand. Berdasarkan pada hal tersebut lebih tepat kiranya tajen dipandang sebagai bentuk judi yang bersifat tradisional, berkembang dan membudaya hingga saat ini dalam kehidupan masyarakat di Bali.

Dalam upaya membedakan antara tabuh rah dengan tajen, dapat mengacu kepada kesebelas unsur tabuh rah yang merupakan hasil Seminar Kesatuan Tafsir Tentang Tabuh Rah yang diselanggarakan pada tahun 1976. Dengan dasar kesimpulan tersebut dapat ditentukan bahwa aduan ayam yang memenuhi kesebelas unsur tersebut di atas adalah “Tabuh Rah” sedang yang lainnya atau melebihi ketentuan itu bukanlah tabuh rah (Parisada Hindu Dharma Pusat,1981:4).