.

hate me, im perfect

Minggu, 26 Agustus 2012

Langkah Kecil Semangat Besar


Ada hal yang berbeda yang ku rasakan sore tadi. Membuka mata dari mimpi aku terbangun dengan sigap membuka pintu, aku ingin tau suara apa yang telah membangunkanku dari tidur siang yang sangat jarang kudapatkan setelah 3 minggu ini (kurang lebih) memulai menjadi seorang "umar bakrie". Walaupun sebatas magang namun tugasnya memang berat. Seketika aku harus bangun pagi-pagi sekali mempersiapkan diri sesekali membaca buku agar aku bisa menakklukkan siswa yang sering mengeroyokku dengan tingkah laku mereka dikelas yang terkadang mengganggu ada pula dengan pertanyaan yang kiranya ini sangat baik ku sambut. Berjam-jam aku harus terkurung dalam tembok pemisah antara ruangan kelas dan dunia luar yang sangat panas, lain seperti saat-saat kuliah dulu disaat yang aku tunggu tidak hadir aku dengan bebas bisa melangkahkan kaki kemana saja yang ku inginkan. Tugas yang begitu banyak harus ku selesaikan dengan cepat, dari itulah waktuku sekarang banyak habis karena persiapan menyelesaikan tugas seorang guru. Ohh belum apa-apa aku telah mengeluh, ini tentu tidak benar. Makna yang aku dapatkan pertama adalah "mengajar adalah belajar untuk kedua kalinya".
Sore tadi adalah saat yang paling bersemangat, waktu yang ku tunggu seminggu lebih bebas beristirahat dengan nafasku. Terkadang disaat merasakan ketenangan aku harap waktu untuk hari ini berjalan lambat dan esok akan lebih cepat. Ada hal yang sangat menyentak sampai masuk kedalam benakku sore tadi. Dibangunkannya aku dengan suara bak berwarna hijau alias kereta sampah yang setiap dua hari datang mengambil sampah yang telah menumpuk dan menunggu diambil di tempatku tinggal. Biasanya aku ikut membantu jika masih ada sampah yang berserakan sebatas menyapunya dan memasukkannya kedalam kantong sampah, terlebih itu adalah plastik pasti akan cepat ku ambil. (Kalian tau sendiri plastik itu musuh utama bumi). Tidak seperti hari biasanya, kali ini aku melihat kereta itu datang dengan sosk baru. Jika tiap harinya aku melihat kereta itu didorong oleh seorang bapak dan ibu, kali ini kereta itu datang ditemani oleh bapak dan anaknya. Apakah kalian melihat ini sebagai suatu hal yang biasa atau suatu yang tidak biasa kalian lihat? Bapak yang biasanya datang dengan tangannya yang kotor karena kewajibannya mengharuskannya seperti itu kali ini mengajak anaknya yang masih berumur belasan tahun dan duduk dibangku SMP. naaah kali ini muncul hal-hal yang sangat mengusik pikiranku. Aku berpikir dan melihat anak itu seolah-olah aku mengalami Dejavu kembali ke masa kecilku dulu. Walaupun tak separah yang dialami oleh anak itu, tapi setidaknya aku pernah bekerja separuh waktu saat aku masih kecil. Yang berbeda dulu aku bekerja hanya sebatas mengembangkan hobiku yakni mengukir kayu untuk kerajinan dan karena kesenanganku kepada seni, aku bekerja juga tetap meminta uang dan membebani orang tuaku. Tapi hal itu tak berlangsung sampai jenjang dimana anak itu berada saat ini. Jika dulu aku bekerja sampai kurang lebih pertengahan kelas 1 sekolah menengah pertama tapi anak itu melakukannya dengan sepenuh hati dan bersemangat (sangat terlihat dari wajah dan tatapannya) saat dimana ia sekarang duduk dibangku sekolah menengah pertama kelas 3. Tangan kecilnya mengambil tong sampah yang ada satu persatu dimasukkannya kedalam kereta kemudian ayahnya mencari sampah plastik yang bisa dijual. Pertanyaan yang muncul saat itu adalah kemana aku disaat umurku menginjak anak itu? apa yang aku lakukan disaat umurku seperti anak itu? Ucapan yang ada hanyalah salut salut dan salut. aku kalah benar-benar kalah. Saat ini ditengah zaman dimana orang-orang apalagi remaja lebih mengedepankan gengsi dibanding dengan hal lainnya ternyata masih ada pemuda yang seperti itu. Dan aku kira masa seperti ini telah musnah sejak kehadiran HP melanda remaja. Gengsi, dan aku berharap banyak semoga ketakutanku akan anak itu tidak terjadi. Ketakutan? benar saja aku berpikir semoga anak itu sampainya dijalan raya tidak termakan oleh hasutan/ajakan orang lain untuk bergaul dengan bebasnya sehingga akan mempengaruhinya untuk terjerumus dalam lingkaran setan yang membawa api "gengsi" dan langkah kecilnya dan ayunan tangannya yang penuh dengan kemuliaan karena usahanya membantu orangtuanya tidak hilang. Harapanya tentu ia bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi dan tidak berkutik pada kereta sampah saja, jika sekarang dia membantu orang tuanya dengan mendorong kereta sampah mungkin suatu saat dia akan membantu ayahnya dari hasil mengemudikan kereta api, pesawat mungkin, atau kapal mungkin, atau apalah yang jelas semoga kamu bisa mengendalikan dirimu disaat pintu pergaulan terbuka untukmu. Dari tatapan matanya dan juga raut wajahnya tak sedikitpun ada rasa malu dan mengeluh yang aku lihat. sesekali ia mengusap keningnya yang telah dibanjiri keringat dan sontak aku terdiam dan merasa malu kepada diriku sendiri. Padahal saat dia datang dan lewat didepanku sampai keretanya berjalan melanjutkan tugasnya mengambil sampah ditiap rumah tidaklah begitu lama, kurang lebih sekitar 7 menitan namun ada banyak hal bisa aku petik dari pribadi anak itu. Sekali lagi semoga seiring dengan bertambahnya umur tidak merubah langkahnya dalam bertindak untuk orangtuanya. Disaat kebanyakan anak-anak remaja saat ini cendrung membawa cermin dan sisir kesekolah dibanding dengan buku aku harap anak itu bisa menjadikan dirinya perpustakaan hidup untuk orang lain.
Pengalaman ini adalah jawaban atas doaku. aku sering berdoa meminta kepada tuhan agar dibukakan pintu agar aku bisa menjadi orang dewasa. Dan aku mendapatkannya, Tuhan selalu menjawab pertanyaan kita cuma tuhan menjawabnya tidak seperti apa yang kita inginkan. Kemampuan kita mengartikan jawaban dari tuhan adalah hal yang luar biasa. Tuhan bisa menjawab dengan cara dan maksud apapun juga. 
Terimakasih teman untuk sore hari yang sangat luar biasa ini, walaupun matahari tenggelam dan membawa kegelapan untuk dunia namun langkahmu akan terus bersinar untuk bumi dan orang-orang yang ada disekitarmu. Terimakasih telah membantu bumiku memerangi sampah, terimakasih telah membukakan pintu untukku menjadi lebih dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar