.

hate me, im perfect

Sabtu, 01 September 2012

Keadilan di Balik Bantal

Supremasi Hukum? Ini mimpiku kawan dan juga mimpi kalian semua hey anak muda Indonesia. Tiap malam jatuh dan membawa bintang selalu muncul dalam benak rasa itu telah mampu menyayat hati. Dimala hari menuju pagi banyak kecemasan akan hari esok apakah akan lebih baik. Lewat mimpi mungkin iya bisa aku dapat. Teringat lagi pada sebuah film Indonesia yang mengajarkan kita untuk tidak takut untuk bermimpi, awalnya aku belum bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaanku, jika mana mimpiku itu akan terwujud? ternyata kekuatan pikiran ini memang sangat besar, aku telah mampu untuk menggapai sebagian kecil dari berjuta mimpiku yang masih berserakan dihalaman sana. Saat ini tidak salah jika bermimpi untuk negeriku yang masih kacau ini, iya aku menyebutnya sebagai negara yang terkurung dalam belenggu keegoisan orangnya. Indonesia dalam penjara sering juga aku berucap. 
Bagaimana tidak, sering kali aku harus mendengar kalimat-kalimat tidak adil dari semua yang aku temui. Bertatap pada TV sebagian besar yang dia berikan kepadaku hanyalah kebobrokan supremasi hukum, pergi jauh kedalam masyarakat mataku terbelangak melihat api ketidak adilan itu menyilaukan dan duduk dalam sangkar "proses pendidikan" apalagi hal ketidak adilan sempat menyayat kulitku ini. Hal ini pernah membuatku sampai saat ini mundur dan sangat amat muak dengan mereka (ooh shiit aku kehilangan nama mereka dalam saku belakang setelah buang air besar tadi). Hal yang tidak aku mengerti adalah kenapa uang yang seharusnya didapatkan dan sewajibnya layak diberikan kepada orang yang "membutuhkan" malah diberikan dan jatuh pada orang-orang yang "menginginkan" uang tersebut. Kalian pasti tau uang apa itu, benar sekali itu adalah uang yang bernama beasiswa. Kedatangannya selalu disambut sangat meriah oleh orang-orang "kaya" kampus, dan disambut merenung oleh orang-orang "gembala" kampus. Sangat kehabisan kata-kata untuk menggambarkannya. Mereka apakah selayaknya bangga atau kita sewajibnya senang melihat hal ini? Yaa sudahlah itu mungkin bukan rezeki kita *kata seorang teman kepadaku sambil menatap mereka yang menghamburkan ung itu untuk kenikmatan semata. Inilah belenggu yang pernah aku hadapi, ketidak adilan ini benar-benar nyata ada didepan. Lebih jauh lagi yang terbaru adalah munculnya beberapa kasus yang menerjemahkan jika negara ini sudah tidak mampu lagi melindungi masyarakatnya. Kasus demi kasus penindasan oleh mayoritas kepada minoritas, Penjajahan moral oleh polisi moral yang sok bermoral kepada orang-orang yang dianggap berada diluar lingkaran mereka. Hal ini telah memunculkan perlawanan dalam benak, tapi apa? apa yang bisa dilakukan oleh orang seperi ku ini. Lewat tulisan ini aku mengajak kawan-kawan semua wahai penerus bangsa dan pengabdi merah putih kita sudah layaknya untuk muak melihat ini semua. Ketidak adilan yang muncul akan menjadi bola besar yang melindas kita semua jika tidak dari sekarang kita habisi dia. Perlu proses dan proses itu akan tercapai mulai dari malam ini saat kita menutup mata untuk kehidupan esok hari yang lebih baik. Sambil berdoa agar mereka yang mabuk dalam langkah ketidak adilan dikuatkan agar mampu untuk berbalik melawan. Dan mereka yang bahagia dengan ketidak adilan ini semoga diberikan umur yang panjang. 
#Mampusdalamkamar